“Mencatat” adalah bagian dari suatu proses belajar bagi mahasiswa, baik belajar di kelas (kuliah) maupun belajar mandiri, misalnya membaca dan meringkas buku atau membuat catatan dari buku. Oleh karena itu dalam membuat suatu catatan tidak terlepas dari bagaimana belajar dengan baik bagi seorang mahasiswa agar mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang dipelajari.
Belajar yang baik adalah belajar dengan kondisi, cara dan gaya belajar yang menyenangkan bagi mahasiswa. Kondisi belajar merupakan situasi yang menunjang proses belajar yang sesuai bagi mahasiswa. Kondisi belajar ini dapat berupa suasana kejiwaan maupun suasana lingkungan. Kedua suasana ini saling berinteraksi dan membentuk kondisi bagi kelangsungan suatu aktivitas belajar. Sementara itu yang dimaksud dengan cara dan gaya belajar adalah kombinasi dari bagaimana mahasiswa menyerap, lalu mengatur dan kemudian mengolah informasi. Cara menyerap informasi dengan mudah merupakan cara yang dikehendaki dalam belajar dengan gaya masing-masing orang berbeda. Dari informasi yang diserap, kemudian bagaimana mengatur dan mengolahnya sehingga mudah dimengerti, diingat dan difahami oleh yang bersangkutan.
Gaya belajar masing-masing individu tidaklah sama dan ini menentukan seseorang dalam keberhasilan belajar. Oleh karenanya disebut sebagai modalitas belajar. Modalitas belajar ini mencakup ada 3 (tiga) macam, yaitu Visual, Auditorial dan Kinestetik. Visual merupakan gaya belajar yang didominasi dengan cara “melihat”, Auditorial adalah gaya belajar yang didominasi dengan cara “mendengar” dan Kinestetik merupakan gaya belajar yang didominasi dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh. Berikut ini dipaparkan ciri-ciri modalitas belajar di atas.
VISUAL |
AUDITORIAL |
KINESTETIK |
- Rapi dan teratur - Berbicara dengan cepat - Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik - Mementingkan penampilan - Pengeja yang baik - Mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar - Mengingat dengan asosiasi visual - Biasanya tidak terganggu oleh keributan - Mempunyai masalah instruksi verbal kecuali ditulis - Pembaca cepat dan tekun - Lebih suka membaca daripada dibacakan - Mencoret-coret tanpa arti ketika sedang berbicara di telefon - Lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain - Sering menjawab pertanyaan dengan singkat YA atau TIDAK - Lebih suka berdemontrasi daripada berpidato - Lebih suka seni daripada musik - Sering mengetahui apa yang akan dikatakan tetapi tidak pandai memilih kata-kata - Kadang-kadang kehilangan konsentrasi ketika ingin memperhatikan |
- Berbicara pada diri sendiri saat bekerja - Mudah terganggu keributan - Menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan di buku ketika membacanya - Senang membaca dengan keras dan mendengarkan - Dapat mengulangi dan menirukan nada, birama dan warna suara - Merasa kesulitan dalam menulis tetapi hebat bercerita - Biasanya pembicara yang fasih - Lebih suka musik daripada seni - Belajar dengan mendengar dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat - Suka berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu secara panjang lebar - Mempunyai masalah dalam hal yang berkaitan dengan visualisasi - Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya - Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik |
- Berbicara dengan perlahan - Menanggapi perhatian fisik - Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka - Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang - Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak - Belajar melalui memanipulasi dan praktik - Menghafal dengan cara berjalan dan melihat - Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca - Banyak menggunakan isyarat tubuh - Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama - Tidak dapat mengingat geografi, kecuali memang pernah ke tempat tersebut - Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi - Menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot - Kemungkinan tulisannya jelek - Ingin melakukan segala sesuatu - Menyukai permainan yang menyibukkan. |
Suber: DePorter dan Hernacki (2003)
Beberapa ciri-ciri di atas tidak semuanya menggambarkan secara persis. Ada orang yang merupakan kombinasi dengan proporsi yang berbeda-beda dari ketiga modalitas belajar di atas. Kejelian dan kemampuan seseorang mengidentifikasi modalitas belajarnya akan menentukan keberhasilannya dalam belajar termasuk bagaimana membuat catatan. Kondisi ini sangat sesuai bila pada kondisi belajar mandiri (tidak di dalam kelas/kuliah) karena mahasiswa dapat menemukan/memilih media yang tepat dengan modalitas belajar yang dimiliki. Lantas bagaimana bila seseorang cenderung memiliki modalitas yang berbeda dengan media yang tersedia?. Hal ini diperlukan upaya bagaimana seorang mahasiswa melakukan pendekatan agar modalitas belajar yang ada dapat diterapkan dengan baik. Untuk itu diperlukan latihan untuk menerapkan modalitas yang bukan merupakan kecenderungan kita.
Setelah mengetahui modalitas belajar apa yang dimiliki maka selanjutnya adalah bagaimana mengolah informasi yang diperoleh melalui cara belajar yang tepat sesuai dengan modalitas belajar masing-masing. Salah satu cara untuk mengolah informasi tersebut adalah dengan membuat catatan, baik catatan dari kuliah maupun dari sumber informasi yang lain misalnya buku.
Prinsip Membuat Catatan dari Materi Kuliah
“Mencatat” adalah merumuskan kembali informasi, gagasan dan pikiran dalam bentuk catatan yang mudah untuk dimengerti dan difahami oleh si Pencatat. Alasan mengapa harus mencatat adalah untuk meningkatkan daya ingat, yaitu meningkatkan ingatan apa yang tersimpan dalam memori kita. Dengan kata lain bila kita ingin mengingat sesuatu, jika memang harus mengingatnya, maka TULISLAH. Akan tetapi bagaimana caranya dan seperti apa formatnya?
Pada prinsipnya dalam membuat catatan kuliah adalah pertama-tama dengan mengetahui konsep dasar dan kerangka materi yang sedang dan akan diberikan. Untuk mengetahui konsep dasar dan kerangka materi kuliah maka sangatlah penting menghadiri kuliah/tatap muka yang pertama. Biasanya pada pertemuan/tatap muka perdana, dosen akan menjelaskan Garis-garis Besar Program Pengajaran yang meliputi Pokok Bahasan dan sub pokok bahasan suatu matakuliah. Untuk menunjang perkuliahan biasanya dikemukakan/disampaikan pula literatur yang dapat digunakan. Nah, pada perkuliahan yang perdana ini menjadi poin penting bagi mahasiswa untuk mengetahui konsep dasar matakuliah/pokok bahasan/sub pokok bahasan dan untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
Setelah mengetahui konsep dasar dan kerangkan materi maka selanjutnya setiap melakukan perkuliahan mahasiswa dapat menyimak secara seksama informasi/gagasan dan pikiran yang disampaikan oleh dosen dan mahasiswa kemudian mencatanya dalam bentuk rumusan yang sesuai dengan cara mahasiswa masing-masing. Perlu diketahui bahwa mencatat bukanlah sekedar menyalin materi kuliah akan tetapi merupakan kegiatan berfikir dengan seksama merumuskan kembali bahan yang hendak dicatat, sehingga diperlukan keterlibatan emosi dan daya fikir secara penuh. Oleh karenanya dalam mengikuti perkuliahan mahasiswa hendaknya melakukan olah pikir dari apa yang didengar, dilihat dan dirasa dari dosen untuk dituangkan dalam bentuk catatan. Untuk meningkatkan kemampuan membuat catatan dari kuliah tersebut diperlukanlah informasi tambahan berupa buku, jurnal, majalah dan lain sebagainya. Dengan demikian kemampuan membaca sangat diperlukan.
Prinsip Membuat Catatan dari Buku
Hampir sama dengan membuat catatan dari kuliah, membuat catatan dari buku juga dibutuhkan pengetahuan tentang konsep dasar suatu buku atau informasi yang hendak diperoleh. Perbedaannya adalah bahwa mencatat dari buku diperlukan kemampuan membaca sebuah buku tersebut secara efektif dan efisien. Kemudian setelah membacanya barulah dituangkan dalam bentuk catatan yang kita kehendaki.
Kemampuan membaca buku sangat penting guna menyerap informasi, gagasan dan pikiran dari sebuah buku. Beberapa kiat untuk membaca yang harus dilakukan adalah dengan 1) “mempersiapkan diri”, 2) meminimalkan gangguan, 3) duduk dengan sikap tegak, 4) meluangkan waktu beberapa saat untuk menenangkan pikiran, 5) menggunakan jari atau benda lain sebagai penunjuk, dan 6) melihat sekilas bahan bacaan sebelum memulai.