Kerjasama Dengan Ilmu Falak UIN Makassar, RHI Gelar Orientasi Hisab Rukyat Berbasis Digital

  • 08 November 2019
  • 07:55 WITA
  • Admin FSH
  • Berita

MAKASSAR - Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) bekerja sama dengan Program Studi Ilmu Falak Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) Universitas Islam Negeri UIN Alauddin Makassar menggelar Orientasi Hisab Rukyat Berbasis Digital di Hotel Continen Centerpoint. 


Kegiatan yang digelar selama dua hari yaitu dari tanggal 6 hingga 7 November 2019 tersebut dihadiri langsung oleh Kasubdit Hisab Rukyat dan Syari'ah Kementerian Agama RI., Nurkhozin, S.Ag. juga menghadirkan peserta  utusan Kantor Urusan Agama (KUA) se Kota Makassar kurang lebih 30 orang, perwakilan pesantren, akademisi, yayasan pendidikan dan dewan masjid Indonesia kota Makassar.


Dalam pemaparan materi, Nurkhozin mengatakan bahwa pemerintah RI. melalui Kementerian Agama telah berusaha melakukan upaya-upaya penyatuan.


"Kementerian Agama RI. mengundang seluruh ormas Islam untuk menghadiri sidang istbat penetapan awal Ramadhan, Syawal dan Zulhijjah. Oleh karenanya, masyarakat wajib taat pada keputusan sidang istbat, demi terjaganya ukhuwah Islamiyyah, lanjutnya.

 


"Kegiatan Orientasi Hisab Rukyat berbasis  Digital ini terlaksana berkat kerjasama  dengan tim yang solid dari RHI yang juga dosen dan mahasiswa Prodi Ilmu Falak, Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Alauddin Makassar, yang selama 2 tahun ini gencar mendidik generasi falakiyah," kata Ketua RHI Cabang Sulawesi Selatan Dr. Muh. Rasywan Syarif, M.Si. 


Rasywan mengatakan bahwa kegiatan tersebut digelar untuk melakukan kajian, pengembangan dan sosiaisasi ilmu falak kepada masyarakat yang berkenaan dengan  kegiatan ibadah umat Islam seperti penentuan awal bulan Hijriyah, penentuan awal waktu sholat, pengukuran arah kiblat dan pengiraan waktu gerhana tentunya dengan berbasis digital. 


Ia juga menjelaskan bahwa RHI merupakan  sebuah lembaga swadaya masyarakat yang menfokuskan diri dalam pengkajian, pengembangan dan sosialisasi ilmu falak di Indonesia. 


"Lembaga ini menghimpun para pemerhati dan ahli hisab rukyat  dari seluruh wilayah Indonesia. Anggotanya saling berkomunikasi, berinteraksi, belajar dan saling menyampaikan infomasi berkenaan dengan ilmu hisab-rukyat atau yang lebih terkenal dengan sebutan Ilmu Falak," jelasnya.


Lanjutnya, RHI wilayah Sulawesi selatan sebagai lembaga pengkajian dan pengembangan berusaha melakukan perubahan terhadap pola pembelajaran ilmu falak tersebut dengan menerapkan model pembelajaran multi media dan multi metoda dengan melaksanakan orientasi hisab rukyat berbasis digital sekota Makassar.



Secara terpisah, Ketua Prodi Ilmu Falak FSH UIN Alauddin Makassar, Dr. Fatmawati, M.Ag. mengatakan bahwa kegiatan tersebut digelar untuk melakukan kajian, pengembangan dan sosiaisasi ilmu falak kepada masyarakat yang berkenaan dengan  kegiatan ibadah umat Islam seperti penentuan awal bulan Hijriyah, penentuan awal waktu sholat, pengukuran arah kiblat dan pengiraan waktu gerhana tentunya dengan berbasis digital. 


Menurut Fatmawati, selama ini Ilmu Falak Syar'i atau Hisab Rukyat ini masih merupakan ilmu yang kurang diminati oleh sebagian besar masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim.  Hal tersebut dikarenakan metode pembelajaran ilmu falak masih cenderung tradisional dan stagnan tidak mengikuti perkembangan sains dan teknologi. 


Olehnya itu, Fatmawati berharap, melalui kegiatan tersebut pola pembelajaran ilmu falak dengan menerapkan model pembelajaran multi media dan multi metode dengan melaksanakan orientasi hisab rukyat berbasis digital dapat dilakukan.


Kegiatan tersebut menghadirkan sejumlah pemateri yang ahli dalam bidang Ilmu Falak seperti Kasubdit Pembinaan Syariah dan Hisab Rukyat, Kyai Nur Khazin dengan materi kebijakan pemerintah RI dalam hisab rukyat. 


Selain itu, hadir juga sebagai pemateri sejumlah ahli falak kota Makassar diantaranya Drs. Abbas Padil, MM, Dr. Hj Rahmatiah, M.Pd, Dr. Fatmawati, M.Ag., Dr. Rahma Amir, M.Ag., dan Dr. Muh Rasywan Syarif, M.Si. 


Fatmawati yang juga Pembina Pramuka UIN Alauddin Makassar ini berharap dengan adanya pertemuan tersebut dapat tercapai cita-cita Lahirnya Sistem Tunggal Kalender Hijriyah Indonesia.