Prodi Ilmu Falak Bersama Kementerian Agama RI Gelar Observasi Waktu Subuh

  • 30 Desember 2021
  • 07:21 WITA
  • Admin FSH
  • Berita

FSH.UIN-ALAUDDIN.AC.ID., Program Studi Ilmu Falak bersama Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama Republik Indonesia melaksanakan observasi pemasangan alat pendeteksi fajar shodiq di Kabupaten Bone, Rabu (29/12/2021).

Dalam pengamatan ini diikuti oleh Ketua Program Studi Ilmu Falak Dr. Fatmawati, M. Ag., Dr. Muh. Rasywan Syarief, M,SI., Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama RI. Kyai Abdul Muid Zahid dan Kyai M. Basthoni, dan Alumni Ilmu Falak Muhaimin, S.H. serta Muhammad Fajri Jufri, S.H. Pengamatan dilakukan pada pukul 23.00-02.30 dinihari, dan terletak di empat lokasi yang berbeda yakni: Pantai Pelabuhan Bajoe, Pantai Reklamasi Dermaga, Goa Janji Telapak Kaki Raja Arung Palakka di Cempalagi, dan Masjid Miftahul Khayr Desa Sibulue Kab. Bone.

Ketua Program Studi Ilmu Falak, Dr. Fatmawati, M.Ag., mengungkapkan bahwa kegiatan ini dilaksanakan atas perhatian Kementerian Agama RI terhadap waktu sholat subuh, ia juga berharap dari ke-empat lokasi yang diobservasi dapat dipilih sebagai lokasi pemasangan alat.

“Kita berharap, salah satu dari lokasi tersebut disetujui untuk menjadi lokasi pemasangat alat pengukur fajar shadiq” Harapnya.

Senada dengan Fatmawati, H. Muhammad Nur, S.Pd.I SE. MM. selaku Kepala Seksi Kemasjidan Hisab Rukyat dan Bina Syariah pada Bidang Urais Kanwil Kemenag Prov Sulsel, berharap Sulawesi Selatan khususnya Kabupaten Bone terpilih sebagai lokasi pengamatan waktu subuh.

“Semoga Sulawesi Selatan, terpilih sebagai salah satu lokasi pemasangan alat ukur fajar shadiq” Ucapnya.

Di tempat yang sama, Muh. Rasywan selaku tim dosen juga menyampaikan bahwa penetapan lokasi pemasangan alat pendeteksi fajar shadiq ini tidak mudah. Oleh karena, tingkat kecemerlangan langit akan sangat mempengaruhi

Kyai Abdul Muid yang diamini Kyai M. Basthoni selaku Tim Hisab Rukyat Kemenag RI. mengatakan bahwa ada 5 titik yang digunakan untuk pemasangan alat pengukur fajar shadiq, ia juga mengatakan observasi tidak dapat disimpulkan hanya dengan pengamatan selama satu atau dua hari.

“Ada lima titik pemasangan alat observasi fajar shadiq yang dipasang oleh Kemenag RI., yaitu Kupang, Banyuwangi, Porong Sidoarjo, Pulau Buru Maluku dan satu lagi yang masih disurvey. Kita mencari lokasi yang ufuk lautnya berada di Timur. Alat ini akan dipasang selama setahun, agar kesimpulan akhir masuknya waktu shubuh dapat dianalisis dengan observasi sepanjang tahun. Oleh sebab itu, menyimpulkan waktu shubuh dengan observasi yang terbatas tentu sangat gegabah” Jelasnya.